Friday, 7 July 2023

Reflection on Teaching Practice 2

Pada penampilan mengajar yang ke 2, saya menyadari bahwa waktu mengajar saya terlalu singkat karena kurang bijak dalam menentukan isi kegiatan saat mengajar. Saya sempat mengalami dilema saat harus menampilkan video, gambar atau keduanya. Saat meraancang modul ajar, saya sudah memasukan kedua komponen tersebut serta pertanyaan yang akan saya ajukan kepada siswa, akan tetapi mengingat pada penampilan sebelumnya saya melebihi batas waktu mengajar, saya memilih mengurangi aktivitas di bagian BKOF tersebut. Kesalahan saya adalah tidak mengalihkan durasi kegiatan pada MOT. Padahal sesi tersebut sangat penting untuk siswa bereksplorasi dengan teks lebih dalam. Karena saya merasa pada penampilan pertama saya cukup bagus, saya tidak menambahkan hal lain pada sesi MOT dan melanjutkan mengajar sesuai dengan rangkaian aktivitas pada penampilan yang lalu.

Pada kegiatan JCOT, saya tidak lupa untuk membahas tugas kelompok yang dikerjakan, tapi diluar ekpektasi, aktivitas tersebut juga berjalan singkat, saya kurang banyak membahas hasil kerja siswa karena menilai satu kelompok cukup mempresentasikan hasil kerja mereka. Sebenarnya, jika saya tidak panik seharusnya saya dapat memanfaatkan sesi ICOT untuk menutupi waktu mengajar yang terlalu singkat, tapi tidak terpikirkan oleh saya dan membuat aktivitas ICOT sebegai tugas individu untuk dikerjakan dirumah. 

Meskipun begitu, saya senang dengan materi yang saya bawakan dan tugas yang saya berikan kepada siswa. Tugas tersebut dapat melatih kreativitas siswa sehingga apa yang mereka pelajar diterapkan dengan baik diluar kelas atau pada kehidupan sehari-hari. Saya juga berusaha untuk berbicara lebih lambat dari biasanya, akan tetapi karena hal tersebut merupakan suatu kebiasaan, sangat sulit untuk merubahnya, akibatnya beberapa kali saya salah artikulasi saat berbicara. 

Reflection on Modul Ajar 1

Dalam proses perencanaan modula ajar, saya sudah memahami format yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Mulai dari kegiatan pendahuluan dengan menyertakan kalimat yang akan diajukan kepada siswa saat mengajar secara detail serta kegiatan seperti ice breaking. Awalnya saya memilih untuk melakukan aktivitas seperti permainan "I Say" akan tetapi hal tersebut kurang relevan dengan materi yang akan diajarkan, jadi saya mengubahnya dengan mengajukan pertanyaan yang lebih relevan dengan topik. 

Pada kegiatan BKOF, saya kembali mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam tentang topik pembelajaran terkait dengan menggunakan gambar dan juga video menarik. Aktivitas tersebut meningkatkan antusias siswa dalam belajar karena video yang ditampilkan familiar dengan yang biasa dilihat oleh siswa. Aktivitas selanjutnya yaitu MOT, saya menampilkan 2 teks tentang linear narrative serta pertanyaan atau kuis singkat untuk menstimulus siswa saat belajar sekaligus memperkenalkan jenis teks yang dipelajari sesuai dengan pendekatan Genre Based Approach yang diterapkan dalam aturan Kurikulum Merdeka. 

Saat memasuki JCOT, saya menginstruksikan siswa untuk mengerjakan aktivitas kelompok dengan instruksi yang cukup jelas. Siswa diminta untuk mencari informasi terkait tokoh dan menyusun informasi tersebut menjadi teks linear narrative. Kemudian meminta perwakilan kelompok untuk mepresentasikan hasil temuan dan informasi yang mereka tuliskan. Terakhir pada aktivitas ICOT, menimbang waktu yang terbatas, saya memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan hal yang sama saat aktivitas JCOT serta membuat poster digital dan presentasi secara individu pada pertemuan berikutnya. 

Saya tidak merasa banyak grammar error saat saya berbicara didepan kelas, tetapi saya terlalu cepat saat berbicara sehingga kemungkinan siswa tidak paham betul akan instruksi atau penjelasan yang saya berikan saat mengajar. Kemudian manajemen waktu yang kurang baik sehingga saya melebihi batas waktu saat mengajar. Saya mencoba untuk mengawasi dan memperhatikan perilaku siswa saat belajar dan merespon setiap pertanyaan maupun jawaban yang diberikan oleh siswa. Namun saya juga merasa karena ini pengalaman pertama, saya masih terbilang kaku dan kurang memantau gesture saya saat mengajar.

Saya berusaha mempelajari materi yang saya ajar serta menentukan tujuan pembelajaran yang dapat dicapai oleh siswa. Saya memanfaatkan teknologi yang ada untuk membuat pembelajaran lebih seru dan menarik. Meskipun begitu saya cukup baik dalam performa menagajar hanya perlu berlatih dan menutupi kekurangan yang saya lakukan pada penampilan selanjutnya.

Wednesday, 28 June 2023

Final Reflection

    Dalam mata kuliah Microteaching yang saya ambil selama satu semester ke belakang ini, saya sudah berkesempatan untuk praktik mengajar sebanyak dua kali. Mulai dari menyusun modul ajar hingga mempraktikkannya langsung dikelas, serta evaluasi atau feedback yang diberikan dari hasil praktik mengajar tersebut. Sebagai calon guru yang akan mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah, banyak sekali hal yang harus diperhatikan saat nanti mulai mengajar sungguhan. Diantaranya pemahaman guru akan materi yang diajarkan, metode dan teknik saat mengajar, cara penyampaian seperti harus lebih fasih dalam berbicara, intonasi, artikulasi, pengucapan, grammar serta tak lupa dengan manajemen waktu dan kelas agar tercipta atmosfer kelas yang efektif dan kondusif. Dengan membiasakan diri melihat dan mempraktekkan guru mengajar di kelas pada mata kuliah Microteaching ini, sangat membantu khususnya bagi saya sendiri. Saya dapat mengasah diri untuk membuat modul ajar yang baik sesuai dengan kurikulum yang diterapkan, melatih cara penyampaian saya dalam mengajar, serta melatih kepekaan saya sebagai calon guru yang akan mengajar dikelas.

    Selama praktik mengajar dikelas, saya masih banyak berpacu menggunakan buku referensi yang diberikan dosen dan itu sangat membantu dalam menyusun modul ajar pembelajaran. Ketika mengajar, saya mencoba mengintegrasikan media seperti video interaktif yang cocok untuk ditampilkan kepada siswa serta slide menarik agar siswa tertarik untuk belajar. Kemudian susunan aktivitas belajar pun disusun agar siswa dapat leluasa bereksplorasi dalam belajar, walaupun masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk mendorong siswa bereksplorasi. Namun, saya sudah mencoba mencocokan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang tengah banyak diterapkan pada siswa. Salah satu hal yang unik dan inovatif pada Kurikulum Merdeka ialah aspek Pelajar Pancasila. Dengan menggabungkan aspek tersebut ke dalam modul ajar, dapat terbentuk kegiatan yang menarik untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan abad 21. Diantaranya siswa banyak melakukan diskusi dengan teman dalam belajar, siswa berkolaborasi untuk memecahkan kesulitan dalam belajar, dan membangun kreativitas mereka dalam pengimplementasian hasil belajar.

    Dengan perkembangan Kurikulum Merdeka yang efektif dan menyenangkan untuk diterapkan di kelas, saya pikir semua calon guru serta guru yang telah lama mengajar di kelas pun perlu turut menerapkan pembelajaran yang inovatif untuk mendorong keterampilan siswa dalam belajar. Mengajarkan bahasa asing akan lebih sulit dan tidak efektif jika dilakukan dengan cara biasa, oleh karena itu, perkembangan metode, teknik, dan media pembelajaran yang baru perlu diterapkan kepada siswa. Jika berhasil diterapkan pada siswa, maka akan menjadi kemudahan bagi mereka dalam belajar bahasa Asing, salah satunya yaitu Bahasa Inggris. Guru juga akan lebih puas dengan hasil belajar siswa serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Dampaknya jika banyak siswa dan guru yang cerdas dan berprestasi, maka citra sekolah pun akan ikut meningkat dalam membantu menngembangkan dan membentuk generasi muda yang unggul.

    Untuk kedepannya, sebagai calon seorang guru yang akan mengajar, saya mempertimbangkan dengan positif akan menerapkan inovasi dalam pembelajaran yang telah saya pelajari selama satu semester ini. Karena menurut saya, baik dilihat dari kacamata guru maupun siswa ketika di kelas, kurikulum yang diterapkan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Saya harap pemerintah maupun pihak pengajar terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi semakin baik.

Monday, 5 June 2023

Teaching Practice Video 2


 

Reflection on Modul Ajar 2

Saya memilih materi dari buku bahasa Inggris untuk siswa tingkat SMP tentang teks prosedur. Saya sudah banyak belajar tentang procedure text sejak saya masih sekolah dan itu selalu berhubungan dengan resep makanan. Namun dalam kesempatan ini, buku tersebut menghubungkan teks prosedur dengan manual atau langkah-langkah membuat barang khususnya produk DIY dan sesuai dengan profil Pancasila untuk mendorong siswa agar kreatif.

Tujuan pembelajaran dinyatakan dengan jelas dalam RPP. Dinyatakan bahwa siswa mampu mengidentifikasi dan menulis teks prosedur dan menerapkannya untuk membuat produk DIY. Ini dapat diukur dengan baik dan saya menyusun instruksi bagi siswa untuk membantu mereka mencapai tujuan dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Seperti disebutkan dalam CP, penting bagi siswa untuk dapat mengkomunikasikan ide dan pengalaman mereka melalui paragraf sederhana dan menunjukkan penerapan kata-kata tertentu. Dalam TP seperti yang disebutkan di atas, siswa harus mampu mengidentifikasi struktur teks, menulis teks terstruktur lengkap dengan kata kerja tertentu yang digunakan dalam teks dan menerapkannya pada karya nyata seperti membuat produk DIY.

Ada 4 tahapan dalam pembelajaran yaitu BKOF, MOT, JCOT, dan ICOT. Di BKOF, saya memilih untuk menunjukkan video kepada siswa yang terkait dengan topik atau materi dan mengajukan pertanyaan khusus yang mengarahkan siswa untuk mengetahui pelajaran. Di MOT, saya menunjukkan beberapa teks tentang prosedur dan membiarkan siswa mengidentifikasi strukturnya. Namun, lebih baik guru melakukan drilling dengan menghubungkan materi dan pengalaman siswa sehari-hari sebagai media untuk memahami materi lebih baik. Di JCOT, saya menginstruksikan siswa untuk mencoba menulis teks prosedur berdasarkan gambar dan mengerjakannya secara berkelompok. Di ICOT, saya memilih tugas yang sama dengan JCOT yaitu menulis teks prosedur. bedanya mereka harus memikirkan manual apa yang akan mereka tulis berdasarkan produk yang akan mereka buat di rumah.

Procedure text bukanlah sesuatu yang baru untuk dipelajari, saya telah mempelajarinya sejak lama dan merupakan salah satu topik favorit saya untuk dipelajari terutama ketika saya harus mempraktekkannya. Jadi, tidak terlalu sulit untuk dipelajari dan disampaikan kepada siswa karena bagaimanapun itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya menggunakan Genre Based Approach yang digabungkan dengan Think Pair Share untuk mengarahkan siswa berinteraksi dan berdiskusi di bersama teman-temannya. Mereka bisa berbagi pendapat tentang pelajaran dan mendapatkan pengetahuan dari satu sama lain tanpa penjelasan lebih lanjut dari guru. Itu lebih efektif daripada hanya berbicara menjelaskan topik kepada siswa. Biarkan saja mereka menemukan pemahaman mereka sendiri.

Saya mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran saya seperti menampilkan video interaktif dan power point kreatif di Canva untuk mengajarkan pelajaran. Alih-alih menggunakan cara lama akan membuat siswa bosan, media pembelajaran interaktif dan menarik akan lebih baik diterapkan dalam proses pembelajaran.

Saya menyusun penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dan ranah pembelajaran. Setiap tugas dan penugasan dirancang untuk diukur secara objektif.

Thursday, 13 April 2023

Reflection on Teaching Practice 1


Saya menyukai pelajaran hari ini karena saya merasa saya menyampaikannya dengan baik kepada siswa. Setiap langkah yang saya rencanakan terorganisir dengan baik. Termasuk tujuan pembelajaran, ada 2 tujuan yang pertama dicapai di dalam kelas dan yang kedua akan dicapai dalam pertemuan lain berupa tugas individu. Cukup menantang untuk menemukan materi tentang topik dan jenis teks sebagai materi, tetapi begitu saya menemukan hubungan antara mereka dan bagaimana mengimplementasikan topik ke dalam teks, rasanya memuaskan. Kesulitan dalam menerapkan tahapan pelajaran berbasis GBA adalah ketika saya tidak terbiasa dengan topik yang harus saya sampaikan, saya khawatir akan miskonsepsi yang saya sampaikan kepada siswa saat mengajarkan pelajaran. Saya cukup yakin para siswa dapat menangkap isi materi karena saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan topik, masalahnya datang dari kecepatan berbicara saya yang terdengar terlalu cepat bagi siswa.

Dari setiap kegiatan yang saya buat, menurut saya semua kegiatan penting karena memiliki peran penting untuk mendukung guru dalam mengajar. Saya mencoba membuat kelas yang interaktif dan komunikatif untuk mendorong aktivitas siswa di kelas. Karena ada 2 domain dan 2 tujuan yaitu menulis dan presentasi, saya menilai siswa melalui proses menulis dan penampilan presentasi mereka. Saya dapat mengatakan bahwa para siswa mencapai tujuan pembelajaran. Saya pikir tidak banyak perubahan yang akan saya lakukan, tetapi untuk perbaikan lebih lanjut, saya ingin belajar lebih banyak tentang topik tersebut sehingga saya dapat memberikan pengajaran yang lebih baik bagi siswa.

Reflection on Teaching Practice 2

Pada penampilan mengajar yang ke 2, saya menyadari bahwa waktu mengajar saya terlalu singkat karena kurang bijak dalam menentukan isi kegiat...